BAB II
OPC, APC, STRUCKTUR PRODUK DAN BILL OF MATERIAL (BOM)
2.1 Pengertian OPC, APC, Strucktur Produk dan BOM
Peta proses operasi adalah salah satu teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi. Kenyatannya peta ini adalah gambaran tentang proses, dan telah digunakan dalam bebagai cara sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagai alat manajemen. Peta proses operasi memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah:
1. Menentukan kebutuhan operator.
2. Mengetahui kebutuhan tiap komponen.
3. Alat untuk menentukan tata letak fasilitas.
4. Alat untuk menentukan perbaikan cara kerja.
5. Alat untuk latihan kerja.
(Sutalaksana,2003)
Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat di antaranya:
1. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
2. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan efesiensi di tiap operasi atau pemeriksaan).
3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
6. Sebagai alat untuk pelatihan kerja.
7. Dan lain-lain.
Ada empat hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan agar diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui analisa peta proses operasi yaitu analisa terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses. Keempat hal tersebut diatas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang harus dipertimbangkan dalam bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, reliabilitas, pelayanan dan waktunya.
Bahan-bahan yang harus dipertimbangkan dalam bahan yang digunakan, proses penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, reliabilitas, pelayanan dan waktunya.
2. Operasi
Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan misalnya dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.
Juga dalam hal ini harus dipertimbangkan mengenai semua alternatif yang mungkin untuk proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan. Perbaikan yang mungkin bisa dilakukan misalnya dengan menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.
3. Pemeriksaan
Dalam hal ini kita harus mempunyai standar kualitas. Suatu objek dikatakan memenuhi syarat kualitasnya jika setelah dibandingkan dengan standar ternyata lebih baik atau minimal sama. Proses pemeriksaan bisa dilakukan dengan teknik sampling atau satu persatu dari semua objek yang dibuat tentunya cara terakhir tersebut dilaksanakan apabila jumlah produksinya sedikit.
4. Waktu
Untuk mempersingkat waktu penyelesaian, kita mempertimbangkan semua alternatif mengenai metoda, peralatan dan tentunya penggunaan perlengkapan-perlengkapan khusus.
(http://salarea.blogspot.com/2010/02/peta-proses-operasi.html)
Struktur produk atau bill of materials didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufakturing. Struktur produk akan menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam komponen-komponen fabrikasi kemudian komponen-komponen itu bergabung secara bersama untuk membuat perakitan, kemudian perakitan bergabung bersama perakitan dan seterusnya sampai produk akhir. (Gaspersz ,2002)
Seringkali untuk keperluan peramalan dan perencanaan digunakan pendekatan terhadap struktur produk atau bill of material sehingga dikenal adanya masa depan bill of material. Metode masa depan bill of material ini mengijinkan perencana untuk memenuhi tujuan-tujuan operasi maupun non operasional yang lain. Biasanya pendekatan terhadap bill of material akan efektif apabila terdapat perubahan proses yang meningkat dan lingkungan yang kompetitif serta dinamik. Bill of material didefinisikan sebagai suatu pengelompokkan artifisial dari item-item atau kejadian-kejadian dalam format bill of material. Dipergunakan untuk memudahkan dalam penjadwalan produksi induk (JIP) atau Material Requirement Planning.
Bill of material tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat, tetapi menggambarkan pseudo product atau composite Product yang diciptakan untuk memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan, mengurangi jumlah end items, membuat proses perencanaan dan penjadwalan secara akurat, menyederhanakan pemasukan pesanan perlangkah, menciptakan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang efesien dan fleksibel, serta melakukan penjadwalan dua tingkat.
Jenis BOM yang dipakai untuk keperluan perencanaan ini sering disebut sebagai planning bill of materials atau sering disingkat sebagai planning bill, yang dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu yang pertama adalah planning bill dan yang kedua ialah modular bill.
Alat untuk peta proses perakitan merupakan peta yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang akan dialami komponen berikut pemeriksaannya dari awal sampai produk jadi selesai. peta proses perakitan memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah sebagai berikut: (Sutalaksana,1979),
1. Menentukan kebutuhan operator
2. Mengetahui kebutuhan tiap komponen
3. Alat untuk menentukan tata letak fasilitas
4. Alat untuk menentukan perbaikan cara kerja
5. Alat untuk latihan kerja.
2.1.1 Prinsip-prinsip pembuatan Peta Proses Operasi
Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, beberapa pokok berikut ini perlu diperhatikan:
1. Pada baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis peta, yaitu peta proses operasi atau peta proses perakitan yang diikuti oleh identiifikasi lain seperti: nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, apakah itu memetakan keadaan sekarang atau yang diusulkan, nomor peta dan nomer gambar.
2. Material yang akan diproses dinyatakan tepatdi atas garis horizontal yang sesuai, yang menunjukan ke dalam urutan-urutan tempat material tersebut kemudian diproses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah sesuai urutan-urutan prosesnya.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan operasi terkait.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
(Sutalaksana,2003)
2.1.2 Menghitung Waktu Siklus, Waktu Baku dan Waktu Normal
Hal yang terakhir dilakukan adalah menghitung waktu baku. Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja dalam kondsi wajar dan kemampuan rata-rata. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Hitung waktu siklus, yang tidak lain adalah waktu penyelesaian rata-rata selama pengukuran

. . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.1)
Dimana Xi dan N menunjukan arti yang sama dengan yang telah dibahas sebelumnya.

dimana,
p = faktor penyesuaian
Waktu baku adalah waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem kerja terbaik pada saat itu. Rumus yang digunakan adalah :

dimana,
l = kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.
2.2 Pembahasan
Pada modul ini dibahas tentang pembuatan peta proses operasi, peta proses perakitan, struktur produk dan bill of material. Hal berdasarkan proses perakitan bangku restoran.
Tabel 2.1 Komponen Utama
No. Komp | Nama komponen | Komp Assy | Tipe | Ukuran pakai | Ukuran terima | Berat | Harga/unit |
(cm) | (cm) | (Kg) | (Rp) | ||||
(p x l x t) | (p x l x t) | | | ||||
001 | Papan | 1 | Jati Belanda | 45x43 | 45x50 | 0.5 | 20.000 |
002 | Kaki Depan | 2 | Jati Belanda | 4x5x55 | 4x5x100 | 0.5 | 10.000 |
003 | Kaki Belakang | 2 | Jati Belanda | 4x5x88 | 4x5x100 | 0.5 | 10.000 |
004 | Sandaran | 1 | Jati Belanda | 30x8 | 45x10 | 1 | 2000 |
005 | Galaran | 4 | Jati Belanda | 39x8 | 45x10 | 0.3 | 2000 |
006 | Rangka | 3 | Jati Belanda | 4x2,5x39 | 4x2.5x50 | 0.3 | 2500 |
Tabel 2.2 Komponen Tambahan
No. Komp | Nama komponen | Vol ass | Tipe | Ukuran Kemasan | Unit tersedia | Berat | Harga/unit |
(Kg) | (Rp.) | ||||||
007 | Paku | 20/25 | Besi | 7 cm | 25 | 0.5 | 500 |
008 | Lem Kayu (Fox) | 0,167/0,5 | Cair | 0,5 kg | 0,5 | 0,167 | 4000 |
009 | Pernis | 0,25/1 | Cair | 1 kg | 1 | 0,25 | 2250 |
Tabel 2.3 Mesin-Mesin
No. Komp | Nama Mesin | Ukuran | Allowance | Toleransi Bahan | |
F001 | Meja fabrikasi | 2x1 | 100% | 100% | |
F002 | Mesin potong | 2x1 | 100% | 100% | |
F003 | Mesin Serut | 2x1 | 100% | 100% | |
F004 | Mesin bor | 2x1 | 100% | 100% | |
ASSEMBLING | |||||
A01 | Meja Assembling | 2x1 | 100% | 100% |
2.2.1 Pengukuran Waktu Kerja Peta Proses Operasi
Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu (Nurmianto, 2003).
Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan atau bahan-bahan dalam urutannya sejak awal pengerjaan hingga menjadi sebuah produk jadi maupun sebagai bagian dari setengah jadi.

Gambar 2.1 Peta Proses Operasi
2.2.2 Peta Proses Perakitan
Peta proses perakitan merupakan peta yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut atau elemen-elemen operasi secara detail. Jadi pada peta ini menggambarkan proses pembuatan suatu produk mulai dari bahan baku menjadi produk akhir.


Gambar 2.2 Peta Proses Perakitan
2.2.3 Data-Data Komponen (Utama & Tambahan)
Tabel 2.4 Data-Data Simbol Komponen
NO | NAMA KOMPONEN | SIMBOL | KUANTITAS |
1 | Papan | P | 1 |
2 | Kaki Depan | KD | 2 |
3 | Kaki Belakang | KB | 2 |
4 | Sandaran | S | 1 |
5 | Galaran | G | 4 |
6 | Rangka | R | 3 |
2.2.3.1 Data Pencatatan Waktu Perakitan (detik)
Tabel 2.5 Data pencatatan waktu perakitan
NO | NAMA KOMPONEN | PERAKITAN | KUANTITAS | ||
I | II | III | |||
1 | Papan + Kaki Depan (Perakitan 1) | 4 | 3 | 3 | 3 |
2 | Perakitan 1 + Kaki Belakang (Perakitan 2) | 5 | 7 | 6 | 3 |
3 | Perakitan 2 + Sandaran (Perakitan 3) | 3 | 5 | 5 | 3 |
4 | Perakitan 3 + Galaran (Perakitan 4) | 9 | 8 | 9 | 3 |
5 | Perakitan 4 + Rangka (Perakitan 5) | 6 | 5 | 5 | 3 |
TOTAL | 29 | 28 | 28 | 3 |
Diketahui:
- Performance Rating (PR) = 100% = 1
(diasumsikan, perakit akan merakit secara wajar/normal & dalam kondisi terbaik saat itu)
- Allowance (l) = 20% = 0,2
(diasumsikan perakit memerlukan waktu untuk menyusun komponen-komponen produk yang akan dirakit)
Rangkuman Waktu Perakitan (menit)
- Waktu Siklus (WS) :
= 120 menit

- Waktu Normal (WN) : WS x PR = 120 menit
- Waktu Baku (WB) : WN x (1 + l) = 144 menit
2.2.4 Struktur Produk
Struktur produk merupakan gambaran proses penggabungan komponen utama dan tambahan sebagai produk jadi, dimana terdapat level atau tingkatan. Struktur produk dibagi menjadi 2, yaitu struktur produk jenis exploition dan struktur produk jenis imploition.
Struktur produk jenis exploition merupakan struktur produk yang dibuat mulai dari induk ke komponen, maksudnya struktur yang menggambarkan suatu bagan yang dimulai dari produk akhir ke komponen-komponen penyusunnya.
Struktur produk jenis imploition tidak jauh berbeda dengan Struktur produk jenis exploition. Struktur produk jenis exploition struktur yang menggambarkan suatu bagan yang dimulai dari komponen-komponen penyusunnya ke produk akhir.


Gambar 2.3 Struktur Produk Explotion Kursi Restoran


Gambar 3 Struktur Produk Implotion Kursi Restoran
2.2.5 Bill of Material (BOM)
Bill of material mempunyai kesamaan dengan struktur material, hanya saja bill of material berbentuk tabel. Pengertian dari bill of material itu sendiri yaitu sebagai cara komponen-komponen bergabung ke dalam suatu produk selama proses strucktur manufackturing.
BOM untuk struktur produk exploition merupakan gambaran dalam bentuk tabel dari bagan struktur produk exploition sebelumnya. Berikut ini bentuk dari struktur produk exploition
Tabel 2.6 bill of material pada struktur produk explosion
No. | Level | Kode | Deskripsi | Quantity |
1 | 0 | KR | Kursi Restaurant | 1 |
2 | 1 | R | Rangka | 3 |
3 | 2 | G | Galaran | 4 |
4 | 3 | S | Sandaran | 1 |
5 | 4 | KB | Kaki Belakang | 2 |
6 | 5 | KD | Kaki Depan | 2 |
7 | 5 | P | Papan | 1 |
8 | 1,2,3,4,5 | PK | Paku | 20 |
Tabel 2.7 bill of material pada struktur produk implotion
No. | Level | Kode | Deskripsi | Quantity |
1 | 5 | P | Papan | 1 |
2 | 5 | KD | Kaki Depan | 2 |
3 | 4 | KB | Kaki Belakang | 2 |
4 | 3 | S | Sandaran | 1 |
5 | 2 | G | Galaran | 4 |
6 | 1 | R | Rangka | 3 |
7 | 0 | KR | Kursi Restaurant | 1 |
8 | 0,1,2,3,4 | PK | Paku | 20 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar