2.1
Pengertian Pengendalian Kualitas
Pengertian kualitas adalah suatu pengendalian kualitas bagi produk dimana
produk itu mampu memenuhi kebutuhan atau keinginan para konsumen.
Kualitas suatu produk merupakan salah satu kunci bagi
kemajuan dan kesuksesan suatu perusahaan. Perusahaan yang mempertahankan akan
kualitas produk itu akan lebih bermanfaat bagi pengurangan biaya produksi dan
akan sukses dalam pemasaran dan diterima oleh konsumen serta pada akhimya akan
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan yang memproduksinya.
Pengendalian
kualitas menurut (Sritomo Wignjosoebroto,1992)
merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan/perawatan dari suatu
tingkatan/derajat kualitas produk atau proses yang di kehendaki dengan cara
perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus
menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.
Dengan demikian hasil yang diperoleh dengan kegiatan
pegendalian kualitas benar‑benar bisa memenuhi standar yang telah direncanakan.
2.1.1
Pengendalian Kualitas Variabel
Karakteristik
kualitas yang dapat dinyatakan dalam bentuk ukuran angka atau kuantitatif
khususnya untuk produk cukup banyak. misalnya, dinyatakan dalam ukuran
mikrometer, milimeter, sentimeter, dimensi berat, dimensi volume dan dimensi
lainnya yang dapat diukur. Karakteristik kualitas yang dapat dinyatakan dalam
bentuk ukuran angka ini dinamakan dimensi variabel.
ukuran variabel ini lebih efisien
dalam memberikan informasi tentang kualitas proses dan lebih banyak digunakan
jika dibandingkan dengan dimensi ukuran atribut atau sifat.
Grafik
pengendalian variabel biasanya
menggunakan mean-chart atau x-chart dan grafik pengendalian kualitas
untuk standar deviasi dinamakan s-chart dan
grafik pengendalian untuk rentang dinamakan r-chart.
2.1.1.1 Membuat x-chart
jika
kita melakukan pengukuran karakteristik kualitas dengan x1, x2
dan xn sampel berukuran n, maka rata-rata sampel adalah
x1 + x2 +
... +xn


n
2.1.1.2 Membuat r-chart
Untuk
membuat batas pengendalian, perlu ditaksir standar deviasi atau rentang m
sampel. Jika x1, x2 dan xn adalah sampel
berukuran n, maka rentang sampel adalah selisih nilai observasi terbesar dengan
nilai observasi terkecil atau R = xmax - xmin
Misalkan
R1, R2 dan Rm adalah rentang m sampel, maka
rentang rata-ratanya adalah:


m
2.2 Pentingnya Pengendalian Kualitas Statik
Pengendalian
kualitas statistik (statistical quality
control) adalah alat yang sangat berguna dalam membuat produk sesuai dengan
spesifikasi sejak dari awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses
produksi, akan selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga.
Apabila gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil biasanya dipandang
sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi.
Apabila gangguan proses ini relatif besar atau secara singkat cukup besar
dikatakan tingkat gangguan yang tidak dapat diterima.
Gangguan
proses kadang-kadang dapat timbul dari tiga sumber yaitu mesin yang dipasang
tidak wajar, kesalahan operator (human
error), dan bahan baku yang rusak atau tidak sesuai standar. Akibat dari
gangguan tersebut menyebabkan proses produksi tidak dalam keadaan kendali dan
produk yang dihasilkan tidak dapat diterima. Pengendalian kualitas statistik
bertujuan untuk menyelidiki dengan cepat sebab-sebab terjadinya kesalahan dan
melakukan tindakan perbaikan sebelum terlalu banyak produk cacat yang
diproduksi.
2.3 Tujuan
Pengendalian Kualitas
Berkesinambungan pada
produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha dan
mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan.
Tujuan pengendalian kualitas memiliki 3 tahapan yang berbasis yang akan
digunakan yaitu sebagai berikut:
1.
Berbasis Pengguna.
2.
Berbasis Manufatur.
3.
Berbasis Produk.
Tujuan diadakannya pengendalian kualitas adalah menyediakan suatu alat baru
yang membuat pemeriksaan proses menjadi lebih efektif dan untuk mendapatkan
gambaran bahwa spesifikasi produk yang telah ditetapkan apakah masih sesuai
dengan kualitas standar atau perlu pengecekan terhadap kesalahan‑kesalahan yang
terjadi, sehingga dapat menurunkan kualitas produk tersebut. ( Zulian Yamit,1996)
2.3.1 Beberapa Pendukung Dalam Rangka Pengendalian Kualitas
Beberapa
pendukung yang dapat membantu rangka pengendalian kualitas atau quality
control yaitu sebagai berikut:
1. Lembar formulir pencatatan
Lembar formulir pencatatan menggambarkan formulir
yang digunakan untuk mencatat data bagian kendali untuk bagian yang ditolak.
Penggunaan lembar formulir pencatatan bertujuan untuk:
a. Menyusun data secara otomatis, sehingga data itu
dapat digunakan dengan mudah.
b. Memudahkan proses pengumpulan data, terutama untuk
mengetahui bagaimana suatu masalah sering terjadi. Penggunaan lembaran formulir
pencatatan untuk membantu mentabulasikan banyaknya kejadian dan suatu masalah
tertentu.
c. Mengumpulkan informasi mengenai letak sesuaian
tentang yang diamati dimasukkan ke dalam lembar catatan dengan memperlihatkan
butir‑butir yang diperiksa dan jumlah butiran yang ditolak.
2. Diagram pareto
Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi tipe‑tipe yang tak sesuai. Masalah yang paling banyak terjadi
ditunjukkan oleh grafik
pertama yang tertinggi
serta ditempatkan pada sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang
paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik grafik terakhir yang terendah. Serta ditempatkan pada sisi
paling kanan, pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk:
- Menghitung persentase frekuensi untuk setiap kategori dan frekuensi.
- Memfokuskan perhatian pada berita kritis dan penting melalui pembuatan peringkat terhadap masalah-masalah atau penyebab dalam bentuk yang signifikan.
- Menentukan frekuensi relatif dan urutan penting masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
3. Diagram sebab akibat
Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang
menunjukkan hubungan antara sebab akibat. Diagram sebab akibat dipergunakan
untuk menunjukkan
faktor-faktor penyebab dan karakteristik. Kualitas (akibat)
yang disebabkan oleh faktor, penyebab itu, pada dasarnya diagram sebab
akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan‑kebutuhan berikut:
- Membantu mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah.
- Mencari sebab‑sebabnya dan mengambil tindakan korektif.
- Membantu dalam penyelidikan atau pencarian faktor lebih lanjut.
- Menyeleksi metode analisis untuk penyelesaian masalah.
4. Peta kontrol
Peta kontrol merupakan salah satu alat terpenting
dalam pengendalian kualitas, adalah bagan kendali Shewart, dinamakan demikian
karena teknik ini dikembangkan oleh Dr. Walter Andrew Shewart pada tahun 1920
sewaktu ia bekerja pada Bell Telephone Laboratories.
Peta kontrol adalah suatu grafik perbandingan data performance proses, untuk menghitung kontrol yang digambarkan
sebagai garis limit pada peta tersebut.
Peta kontrol berfungsi untuk mengendalikan proses
produksi, mempelajari kesalahan yang akan terjadi pada proses serta, mempelajari hubungannya dengan
spesifikasi. Pada dasarnya
setiap peta kontrol memiliki:
a. Garis tengah, yang biasa dinotasikan sebagai Center
Line (CL)
b.
Sepasang
batas kontrol yang membatasi suatu proses terkendali atau tidak terkendali,
dimana suatu batas kontrol ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal
sebagai batas kendali atas (BKA) = Upper Control Limit (UCL), dan yang
satunya dibawah garis tengah disebut batas kendali bawah (BKB) = Lower
Control Limit (LCL).
Nilai‑nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari
suatu proses. Jika semua nilai‑nilai
pada peta itu berada didalam batas-batas kontrol tanpa memperlihatkan kondisi
tertentu, maka proses berlangsung dianggap sebagai berada
dalam keadaan terkontrol secara statistika. Namun jika nilai‑nilai pada peta itu di luar batas kontrol, maka proses
yang berlangsung dianggap di luar batas kontrol, sehingga perlu diambil
keputusan untuk memperbaiki proses
yang ada.